Contoh Laporan Interferensi young
PENDAHULUAN
Interferensi
merupakan gejala superposisi gelombang. Interferensi adalah kerja sama antara
dua gelombang cahaya atau lebih pada suatu titik atau daerah tertentu pada
suatu waktu tertentu pula. Peralatan yang digunakan untuk menunjukan adanya
interferensi cahaya tersebut interferometer. Salah satu percobaan yang
menunjukkan adanya umbai-umbai interferensi (interference fringe) adalah
percobaan Young ini berdasarkan pada interferometer pemisah muka gelombang
(wave front splitting interferometer).
Dalam Kehidupan sehari interferensi
bisa dilihat salah satunya dari warna structural. Warna structural muncul
sebagai hasil susunan struktur fisik yang berinteraksi dengan cahaya
menghasilkan warna tertentu. Warna structural juga bertanggung jawab
terhadap warna warna bulu berbagai macam burung, seperti blue jay seperti
halnya pada sayap kupu – kupu dan cangkang kumbang. Variasi jarak antara
pola – pola warna sering menyebabkan efek warna – warni seperti pada bulu
merak, gelembung sabun, lapisan tipis minyak, dan intan, karena warna yang
dipantulkan bergantung pada sudut pengamatan.
Adapun tujuan dari percobaan
interferensi Young adalah sebagai berikut :
1. Memahami prinsip interferensi Young
2.
Menghitung jarak antar celah
Adapun rumusan masalah dari percobaan
interferensi Young adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana cara membuktikan adanya
interferensi deskruftif
2.
Bagaimana cara membuktikan adanya
interferensi kontruktif
3.
Apakah hasil yang akan didapatkan setelah
melakukan percobaan interferensi young
Adapun manfaat percobaan
dari percobaan interferensi Young adalah sebagai berikut :
1. Mampu
mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
DASAR TEORI
Interferensi
cahaya adalah perpaduan antara dua gelombang
cahaya. Agar interferensi cahaya dapat
teramati dengan jelas, maka kedua gelombang cahaya itu harus bersifat koheren.
Dua gelombang cahaya dikatakan koheren apabila kedua gelombang cahaya tersebut
mempunyai amplitudo, frekuensi yang sama dan pada fasenya tetap. Ada dua
hasil interferensi cahaya yang
dapat teramati dengan jelas jika kedua gelombang tersebut berinterferensi.
Apabila kedua gelombang cahaya berinteferensi saling memperkuat (bersifat
konstruktif), maka akan menghasilkan garis terang yang teramati pada layar.
Apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi saling memperlemah (bersifat
destruktif), maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar.
Marilah sekarang kita mempelajari peristiwa interferensi
cahaya yang telah dilakukan eksperimen oleh para
ilmuwan terdahulu, seperti halnya Thomas Young dan Fresnell (Halliday, 2010)
Percobaan Thomas Young dengan cahaya adalah
bagian dari fisika klasik jauh sebelum mekanika kuantum, dan konsep dualitas
gelombang-partikel. Dia percaya itu menunjukkan bahwa teori gelombang cahaya
itu benar, dan eksperimennya kadang-kadang disebut sebagai percobaan Young atau
celah Young. Eksperimen ini biasa disebut "jalan ganda", di mana gelombang
dibagi menjadi dua gelombang terpisah yang kemudian digabungkan menjadi satu
gelombang. Perubahan panjang lintasan dari kedua gelombang menghasilkan
pergeseran fase, menciptakan pola interferensi. Versi lain adalah
interferometer Mach-Zehnder, yang membagi berkas dengan cermin (Halliday, 2010)
Dalam versi dasar percobaan ini,
sumber cahaya yang koheren, seperti sinar laser, menyinari pelat yang ditembus
oleh dua celah paralel, dan cahaya yang melewati celah tersebut diamati pada layar
di belakang pelat. Sifat gelombang cahaya menyebabkan gelombang cahaya melewati
dua celah untuk mengganggu, menghasilkan pita terang dan gelap di layar - hasil
yang tidak akan diharapkan jika cahaya terdiri dari partikel klasik. Namun,
cahaya selalu ditemukan untuk diserap di layar pada titik-titik diskrit,
sebagai partikel individu (bukan gelombang), pola interferensi yang muncul
melalui kerapatan yang bervariasi dari hits partikel ini di layar. Lebih jauh
lagi, versi eksperimen yang mencakup detektor di celah menemukan bahwa setiap
foton yang terdeteksi melewati satu celah (seperti halnya partikel klasik), dan
tidak melalui kedua celah (seperti halnya gelombang). Namun, percobaan tersebut
menunjukkan bahwa partikel tidak membentuk pola interferensi jika mendeteksi
celah mana yang dilewati. Hasil ini menunjukkan prinsip dualitas
gelombang-partikel (Serwey, 2010)
Entitas berskala atom lainnya, seperti
elektron, ditemukan menunjukkan perilaku yang sama ketika ditembakkan ke arah
celah ganda. Selain itu, deteksi dampak diskrit individu diamati secara inheren
probabilistik, yang tidak dapat dijelaskan menggunakan mekanika klasik. Percobaan
dapat dilakukan dengan entitas yang jauh lebih besar daripada elektron dan
foton, meskipun itu menjadi lebih sulit karena ukuran meningkat. Entitas
terbesar yang digunakan untuk eksperimen double-slit adalah molekul yang
masing-masing terdiri dari 810 atom (yang massa totalnya lebih dari 10.000 unit
massa atom) (Serwey, 2010)
Percobaan double-slit (dan variasinya) telah
menjadi eksperimen pemikiran klasik, karena kejernihannya dalam mengekspresikan
teka-teki inti mekanika kuantum. Karena itu menunjukkan keterbatasan mendasar
dari kemampuan pengamat untuk memprediksi hasil eksperimen, Richard Feynman
menyebutnya "sebuah fenomena yang tidak mungkin untuk menjelaskan dengan
cara klasik apa pun, dan yang ada di dalamnya jantung mekanika kuantum. Dalam
realita , itu mengandung satu-satunya misteri [mekanika kuantum]. Simulasi
fungsi gelombang partikel: percobaan celah ganda. The blur putih merupakan
partikel. Semakin putih pixel, semakin besar kemungkinan menemukan partikel di
tempat itu jika diukur (Tipler, 1998)
Jika salah satu menerangi dua celah paralel,
cahaya dari dua celah lagi mengganggu. Di sini interferensi adalah pola yang
lebih jelas dengan serangkaian bolak cahaya dan pita gelap. Lebar pita adalah
milik frekuensi cahaya yang menyilaukan. Ketika Thomas Young (1773–1829)
pertama kali menunjukkan fenomena ini, ini menunjukkan bahwa cahaya terdiri
dari gelombang, karena distribusi kecerahan dapat dijelaskan oleh gangguan
aditif dan subktif tambahan dari muka gelombang. Percobaan Young, yang
dilakukan pada awal 1800-an, memainkan bagian penting dalam penerimaan teori
gelombang cahaya, mengalahkan teori corpuscular cahaya yang diusulkan oleh
Isaac Newton, yang telah menjadi model propagasi cahaya yang diterima pada abad
ke-17 dan ke-18. Namun, penemuan selanjutnya dari efek fotolistrik menunjukkan
bahwa dalam keadaan yang berbeda, cahaya dapat berperilaku seolah-olah terdiri
dari partikel-partikel diskrit. Penemuan yang tampaknya bertentangan ini
membuatnya perlu melampaui fisika klasik dan memperhitungkan sifat quantum
cahaya (Tipler, 1998)
Untuk menunjukkan hasil interferensi cahaya,
di depan celah tersebut diletakkan layar pada jarak L maka akan terlihat pada
layar berupa garis gelap dan terang. Garis terang merupakan hasil interferensi
yang saling memperkuat dan garis gelap adalah hasil interferensi yang saling
memperlemah. Hasil interferensi bergantung pada selisih jarak lintasan cahaya
dari celah ke layar. Akan terjadi garis terang jika selisih lintasan merupakan
kelipatan bilangan genap atau kelipatan bilangan bulat. Sebaliknya akan
terjadi garis gelap jika selisih lintasan merupakan kelipatan bilangan ganjil
kali (Serwey, 2010)
Apabila
dua gelombang bertemu, dan saling menguatkan, maka akan terjadi interferensi
maksimum dan terbentuk pola garis terang. Pada celah ganda, interferensi ini
akan terjadi apabila kedua gelombang memiliki fase yang sama (sefase), yaitu
apabila keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang bersesuaian berada pada
tempat yang sama selama osilasi pada saat yang sama. Secara
matematis kita dapat menulis kondisi ini untuk intensitas maksimum seperti,
d sin θ
= n λ
dimana n
dapat mengambil nilai integer, n = 0, 1, 2, 3 ... dan kita mengasumsikan bahwa
θ = θ 'atau dengan kata lain lebar setiap celah kecil dibandingkan dengan
pemisahannya (d >> di atas ).Namun, jika dua gelombang tidak bertemu, dan
akan saling meniadakan maka terjadi interferensi minimum, sehingga terbentuk
pola garis gelap. Interferensi ini terjadi pada dua gelombang yang tidak
sefase. Secara matematis dapat kita tuliskan
d sin θ
=( n + ½) λ
n = 0,1,2,3,…..
Dalam uraian di atas diasumsikan
bahwa cahaya yang datang adalah monokromatik. Jika cahaya putih (yang berisi
semua panjang gelombang dalam spektrum yang terlihat) digunakan, maxima untuk
panjang gelombang yang berbeda akan terjadi pada posisi yang sedikit berbeda
(y) pada layar. Dalam hal ini pola interferensi hanya akan diamati jika
maksimum - pemisahan minimum jauh lebih besar daripada pemisahan antara
maksimum panjang gelombang ekstrim dalam cahaya putih (merah dan ungu) untuk
"n" yang sama (Halliday, 2010)
Komentar
Posting Komentar